Kegiatan pemasaran mencakup upaya melakukan identifikasi keinginan atau kebutuhan konsumen jasa pariwisata, penentuan produk yang ditawarkan, penentuan harga, promosi, dan penelitian pasar. Dalam dunia persaingan yang semakin tajam pengusaha harus aktif mendekati pasar. Konsumen adalah raja. Oleh karena kepuasan konsumen harus dijaga.
Kepuasan langganan dapat ditingkatkan melalui marketing proses yang meliputi:
- Identifikasi keinginan (saat ini dan yang akan datang) untuk menganalisis permintaan pasar.
- Analisis SWOT, kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats), produsen jasa pariwisata.
- Penentuan target.
- Perencanaan marketing mix.
- Menciptakan produk yang tepat (product).
- Menentukan harga yang tepat (pricing).
- Mendistribusikan secara efektif (place).
- Melakukan promosi (promotion).
Analisis faktor yang mempengaruhi pasar wisata.
- Ekonomi pendapatan, laju inflasi, nilai mata uang dan sebagainya.
- Technologi elektronik, komputer.
- Sociokultural penduduk, waktu senggang dan sebagainya.
- Lingkungan polusi politik & keamanan: perang, kekacauan dan sebagainya.
Analisis Pasar Wisata
Setiap pemasaran, termasuk pemasaran pariwisata pada awalnya dimulai dengan membuat analisis pasar wisata. Analisis ini meliputi analisis persepsi dan preferensi wisatawan. Pada umumnya calon wisatawan menginginkan suatu produk wisata tertentu. Faktor sosiodemografi dan psikografi memiliki peran yang sangat besar dalam memilih macam produk dan destinasi pariwisata. Berawal dari data inilah bagaimana pemasaran harus dilakukan.
Pemasaran, merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individual maupun kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (value) secara bebas dengan pihak lain. Dari pengertian ini jelas bahwa dalam proses pemasaran pihak pemilik produk harus bisa menyesuaikan dengan keinginan wisatawan atau menyesuaikan dengan segmen wisatawan yang berminat pada jenis produk yang dimilikinya.
Konsep pemasaran yang demikian mengandung beberapa pengertian yang secara konsisten dilaksanakan yaitu:
A. Pemasaran sebagai suatu proses sosial harus dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pelaku pemasaran tidak hanya oleh industri pariwisata atau pihak pihak yang saat ini kompetensi dalam pemasaran pariwisata. Kebijakan pemasaran sudah harus mendorong kemungkinan berperannya duta-duta bangsa yang saat ini berada di luar negeri, seperti TKI (Tenaga Kerja Indonesia), mahasiswa dan pelajar serta para pedagang Indonesia. Siapapun dalam kepentingan apapun mereka diposisikan sebagai pemasar pariwisata. Langkah strategis yang perlu dilakukan adalah menempatkan anjungan informasi dan leaflet atau booklet tentang pariwisata di kantor kantor emigrasi yang akan mengurus paspor perjalanan ke luar negeri. Mereka diwajibkan membawa informasi ini kepada mitra mereka di luar negeri tentang daerah mereka.
B. Pemasaran sebagai suatu proses manajerial. Dalam pelaksanaan pemasaran harus direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan yang lebih penting adalah dilaksanakan evaluasi. Dalam pemasaran pariwisata tindakan evaluasi sangat penting sebab agak berbeda dengan pemasaran barang yang mudah dikemas atau diperbaiki. Pariwisata adalah menjual image dan pelayanan yang perbaikannya membutuhkan proses yang kompleks dan panjang.
C. Pemasaran sebagai proses pertukaran produk dan nilai. Untuk memiliki produk yang bernilai jual tinggi ada strategi yang dilakukan. Bagaimana kita dapat memiliki produk yang berkualitas? Pada saat ini produk yang kita memiliki yang sangat berkualitas dan memiliki competitiveness yang tinggi adalah nilai-nilai budaya dan alam yang memiliki otentisitas lokal yang spesifik. Nilai filosofi, kehidupan masyarakat (living culture), nilai luhur/pemaknaan hidup manusia, pengetahuan penduduk berkaitan dengan alam dan kearifan masyarakat lokal merupakan produk nasional yang belum tentu dimiliki oleh bangsa lain.
Adanya krisis jatidiri, mulai adanya proses perubahan pemikiran rasional kedalam pemikiran baru yang spiritual dalam kehidupan mereka, dorongan untuk mengunjungi Negara Asia semakin besar. Sementara itu pengembangan produk yang mereplikasi apa yang ada di negara-negara maju sudah tidak begitu menarik wisatawan mancanegara. Apalagi untuk mature tourist sudah mulai mencari sesuatu yang baru dalam rangka mendapatkan pengkayaan hidup dengan mencari new knowledge dan expansion of life.
Dalam pemasaran pariwisata memang perlu ditata. Sebab pemasaran adalah proses manajemen. Oleh karena itu ada 3 tahapan dalam pemasaran. Pertama, pihak yang memberikan informasi. Pemberian informasi dapat dilakukan oleh banyak pihak, utamanya adalah informasi tentang apa yang diketahuinya. Bagi pemula tentu yang diketahui, yaitu daerah tempat tinggalnya, atau obyek obyek wisata yang pernah mereka kunjungi. Tahapan pemberian informasi ini juga dapat dilakukan melalui IT (Information Technology) dan exhibition atau pameran. Kedua adalah negosiasi. Proses pembelian atau purchasing ini dilakukan oleh negosiator yang handal. Ketiga, proses pengemasan dan pelayanan terhadap wisatawan yang telah berkunjung ke daerah tujuan wisata. Pelayanan yang berkualitas akan memberikan evaluasi dan rekomendasi untuk perjalanannya sebagai repeater atau rekomendasi terhadap orang lain untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Pendekatan Pemasaran Pariwisata
A. Konsep pemasaran produk pariwisata.
Dalam pemasaran pariwisata diperlukan adanya pemahaman yang mendalam terhadap produk yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi wisatawan atau calon wisatawan. Persepsi dan preferensi wisatawan ini akan menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Dikenal ada beberapa konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual produk pariwisata sebagai berikut:
- Konsep produksi, konsep ini menempatkan pertimbangan bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk pariwisata yang memenuhi dua criteria ini adalah produk pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass production. Taman rekreasi, resort wisata buatan, souvenir buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat menggunaan pendekatan produksi ini.
- Konsep produk, konsep produk ini menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya akan membeli barang yang memiliki keunikan, inovatif dan superioritas. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan penelitian) dan souvenir kerajinan tangan.
- Konsep penjualan, pemasaran yang bertujuan untuk menjual produk untuk mendapatkan laba dari penjualan yang banyak volumenya dan dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir produksi masal buatan pabrik, event olah raga, exhibition dan convention.
- Konsep pemasaran, suatu konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih dahulu melakukan pengidentifikasian kebutuhan dan keinginan wisatawan. Seluruh produk wisata seharusnya menggunakan pendekatan ini.
- Konsep pelanggan, konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana harus diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan konsep ini dalam pemasaran pariwisata.
- Konsep ekologikal dan humanistik, konsep yang mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan konsumen dengan cara pengidentifikasian kebutuhan wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Pemasaran yang demikian ini diperankan oleh pemerintah untuk produk-produk pariwisata kawasan yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman nasional dan taman hutan raya.
B. Sistem Informasi Pemasaran
Dalam pemasaran pariwisata, peran dari sistem informasi pariwisata (Marketing Information System atau isingkat MIS) sangat penting. Sebab perilaku calon wisatawan sagat dinamis perkembangannya dari waktu ke waktu. Keputusan harus dapat cepat diambil untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Skema sistem informasi pemasaran komponennya disajikan oleh Kotler, et al (1999) berikut.
- Manajer Pemasaran, manajer pemasaran melaksanakan analisis terhadap informasi yang didapat, kemudian membuat perencanaan, pelaksanaan, pengorgansasian dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan pemasaran.
- Membuat keputusan untuk melakukan pemasaran dan mengkomunikasikan keseluruh bagian terkait. Keputusan ini sebenarnya dari 2 aspek, yaitu sistem informasi pemasaran dan mengembangkan informasi. Dalam sistem informasi dilakukan penapisan, kesesuaian informasi dengan informasi yang dibutuhkan dan pendistribusian informasi. Pengembangan informasi terdiri atas pencatatan informasi, membuat analisis informasi, menyusun suatu strategi dan membuat penelitian untuk pemasaran.
Strategi Pemasaran Pariwisata
A. Alat-Alat Pemasaran
Pemasaran pariwisata baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah serta industri pariwisata harus dilaksanakan dengan strategi pemasaran bauran (marketing mix). Strategi ini sangat diperlukan karena pariwisata adalah industri yang sifatnya sangat komplek dan multi faset. Peralatan yang dapat dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak. Namun pariwisata juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara ekternal maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu alat tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan maka berakibat pada kedatangan wisatawan. Maka pemasaran harus dilaksanakan dengan well organized.
B. Strategi Pemasaran
Agar pemasaran dapat dilakukan dengan efisien dan memperoleh hasil capaian pemasaran yang maksimal maka perlu upaya pemasaran dengan segmentation, yaitu suatu upaya untuk mengelompokkan pasar yang sangat heterogen ke dalam pasar yang relatif homogen. Posisi Indonesia yang memiliki keanekaragaman produk yang sangat tinggi mempunyai peluang yang sangat besar dalam memperoleh sasaran pasar yang sangat beranekaragam pula. Oleh karena itu, perlu melakukan kajian terhadap pasar untuk mengelompokkannya. Pasar wisatawan saat ini dapat dibagi kedalam beberapa kelompok. Kelompok ini sangat dipengaruhi oleh sosiodemografi dan psikografi.
Peran Pelaku Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Dengan mengacu kepada rumusan tersebut, maka elemen institusional kepariwisataan terdiri dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat. Peran pelaku kepariwisataan merupakan elemen utama untuk keberhasilan pengelolaan suatu objek wisata
Peranan pemerintah, ditinjau dari konstelasi kepariwisataan, tak dapat dipungkiri bahwa pemerintah sangat berperan dalam menciptakan dan menunjang tingkat keberhasilan kepariwisataan suatu daerah atau negara. Dalam menyeimbangkan pelaku lain, yaitu swata atau dunia usaha, institusi pendidikan dan profesional maka peran pemerintah sebagai fasilitator, regulator, dan motivator. Brown dan Essec (1989) menempatkan perlunya perimbangan peran pemerintah dan swasta dalam pengembangan kepariwisataan. “Policies are relevant to both the public and private tourism sector are designed to give corporate direction for profit motive, and such as opportunist policies in the public sector are more concerned with the benefit at tourism firm the community and have to play more strategic/coordinating/leadership role in the development of tourism.
Implementasi tugas dan peranan pemerintah dalam keberhasilan kepariwisataan adalah:
- Pembina, pendorong dan pengatur dan pengendali pembangunan kepariwisataan serta mewujudkan iklim yang kondusif bagi usaha pariwisata.
- Pengembangan sistem informasi kepariwisataan.
- Penataan dan pembangunan prasarana/infrastruktur yang bersifat pelayanan umum.
- Penataan dan penyediaan fasilitas penunjang.
- Pemasyarakatan dan pembudayaan Sapta Pesona.
- Pengembangan Promosi Pariwisata.
Peranan Swasta atau Dunia Usaha,
Keberhasilan sebuah destinasi dapat dilihat dari tingkat kepuasan wisatawan yang akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Wisatawan yang merasa puas akan datang kembali bersama keluarga, rekan, atau group. Oleh karena itu, dunia usaha sangat berperan sekali dalam menarik wisatawan melalui jasa yang diberikan untuk kepuasan wisatawan. Tugas dan peranan dunia usaha dalam keberhasilan kepariwisataan disuatu daerah:
- Pembangunan, pengembangan pengelolaan dan pemanfaatan potensi pariwisata yang ada dan fasilitas penunjang.
- Penyediaan fasilitas pariwisata yang menunjang kelestarian nilai-nilai agama, sosial budaya, cinta tanah air, dan lingkungan hidup.
- Pengembangan paket-paket wisata.
- Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usaha pariwisata
- Pengembangan Promosi Pariwisata (Sales Produk)
Peranan Masyarakat
Keramah tamahan, keamanan, merupakan bagian yang terpenting dari suatu kepariwisataan. Untuk mewujudkan hal tersebut peranan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mejaga keamanan dan menciptakan rasa nyaman bagi wisatawan yang mengujungi sebuah destinasi. Upaya melibatkan masyarakat dalam pembangunan suatu kawasan wisata mutlak diperlukan untuk menciptakan keamanan dan keramah tamahan. Tugas dan peranan masyarakat dalam menunjang keberhasilan kepariwisatan suatu daerah:
- Partisipasi dalam pembangunan dan pemeliharaan potensi pariwisata serta pelayanan pariwisata.
- Berperan aktif dalam mewujudkan Sapta Pesona disekitar lingkungan pariwisata.
- Penyediaan tenaga kerja.
- Penyediaan sumber-sumber informasi.
Perencanaan Pariwisata
Dalam pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri dari peranan pemerintah, peran swasta atau dunia usaha dan peran masyarakat, maka perlunya perencanaan lebih dititkberatkan fungsinya kepada lingkup tugas dan peranan masing-masing.
Strategi Pembangunan Pariwisata
Dalam mengimplementasikan perencanaan pariwisata yang dibuat elemen kepariwisataan maka diperlukan strategi pembangunan pariwisata untuk mengakomodasikan peranan dan tugas dari elemen kepariwisataan tersebut. Adapaun strategi pembangunan pariwisata sebagai upaya pemberdayaan potensi wisata adalah sebagai berikut:
Strategi pemasaran
Kegiatan promosi dalam jangka pendek lebih menekankan pada informasi mengenai kegiatan kepariwisataan di daerah untuk wisatawan nusantara dan pemulihan citra kepariwisataan untuk wisatawan mancanegara. Media untuk promosi dapat melalui:
- Crisis centre (press conference, press release dan layanan website).
- Media centre (personal service, korespondensi sektor informal, TV coverage).
- Pelayanan informasi (promosi cetak, promosi audio visual).
Strategi pengembangan produk
A. Pariwisata Berbasis Ekonomi Kerakyatan, yaitu pembangunan pariwisata harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat kecil/kurang mampu sehingga mereka dapat ikut menikmati perbaikan tingkat hidup. Konsep keberpihakan pada ekonomi rakyat, dapat dilakukan melalui: (1) Kemitraan dan kesetaraan antara usaha pariwisata besar, menengah, kecil dan produksi; (2) Kemitraan dan kesetaraan antara usaha pariwisata besar, menengah, kecil dan produksi. Mengembangkan produk wisata yang berbasis pedesaan seperti desa wisata, ekowisata, agrowisata dan sebagainya. Pengembangan perwilayahan khususnya kawasankawasan prioritas.
B. Pengembangan produk wisata yang dititikberatkan pada kelokalan dan keaslian, yaitu keunikan dan kekhasan seni budaya dan keadaan alam merupakan keunggulan dan keandalan pariwisata yang harus dijaga kelestariannya karena hal tersebut merupakan sumber daya wisata yang saat ini merupakan trend untuk wisatawan.
Komentar
Posting Komentar