Langsung ke konten utama

Sejarah Perkembangan Hotel di Dunia dan di Indonesia

Sejarah Perkembangan Hotel di Dunia
Sejarah penginapan berkembang seiring dengan peradaban manusia dimulai dari bentuk yang paling sederhana, yaitu gua, lereng, dan ceruk. Menurut Mr. Robert B. dalam buku Historic Hotel of the World, sejak dulu terdapat usaha manusia dalam bentuk pembuatan ruangan berupa gua pada jalan-jalan yang dilalui oleh rombongan unta dengan dinding yang terbuat dari lumpur sebagai tembok perlindungan selama masa peristirahatan dalam suatu perjalanan. Semula bentuk penginapan pada zaman dahulu yang sangat sederhana tersebut bertujuan sekedar untuk berteduh, untuk melindungi dari hujan, panas dan dingin. Hotel mulai dikenal sejak permulaan abad masehi, dengan adanya usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel sebagaimana jenis akomodasi lain berasal dari kata “inn” yang dapat diartikan sebagai usaha menyewakan sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap. Pada umumnya, kamar yang disewakan dihuni oleh beberapa orang secara bersama-sama. Pada mulanya, "inn" sering juga disebut dengan "lodge" yang hanya menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan karena sudah larut malam dan tidak dapat melanjutkan perjalanannya. Semakin majunya peradaban, maka terdapat berbagai peningkatan dengan menambahkan fasilitas bak air untuk mandi yang kemudian disusul dengan penyediaan makanan dan minuman walaupun masih sangat sederhana. Pada abad ke enam masehi, mulai diperkenalkan uang sebagai alat tukar yang sah, maka jenis usaha penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada masa revolusi industri di Inggris, pada tahun 1750 hingga tahun 1790. Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi dunia secara drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang mengubah sistem produksi rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang mendorongnya dunia usaha untuk berlomba menjual hasil produksinya. Dampak dari situasi ini adalah lebih banyak lagi orang melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya. Pada zaman itu, ketertiban dan keamanan belum sebaik dan setertib saat ini, sering terjadi perampokan dan penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga mereka memilih untuk beristirahat di penginapan yang dianggap dapat memberikan rasa aman. Pada tahun 1129 telah tercatat adanya "inn" di kota Canterburry, Inggris, sedangkan di Amerika Serikat "inn" tertua dibangun pada tahun 1607.

Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel yang mempunyai 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya hotel tersebut, tapi akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir dan menjadi pusat kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya, disusul di kota Boston Amerika Serikat, pada tahun 1829 dibangun hotel dengan nama "The Tremont House" yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakal perhotelan modern. Hotel inilah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar Single dan Double, pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel ini juga menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Mulai disadari bahwa industri hotel adalah industri penjualan jasa. The Tremont House adalah hotel pertama yang memberikan pendidikan dan menyeleksi karyawannya untuk meningkatkan mutu dalam upaya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamunya. Pada saat itu hotel belum menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk setiap kamarnya. Saat ini, hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20 tahun beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak disangsikan lagi bahwa keberasilan The Tremont telah mendorong lahirnya hotel-hotel baru yang kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu baik pelayanan maupun fasilitas fasilitasnya.

Pada Permulaan abad 20, mulai terjadi perubahan yang cukup berarti pada Industri perhotelan, yaitu mulai diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah yang tidak begitu mewah dan mahal bagi para pengusaha atau wisatawan yang betul-betul membutuhkannya, mereka lebih mengutamakan kepraktisan. Hotel inipun berkembang dengan pesatnya. Tercatat seorang yang bernama Ellswort M. Statler yang berjasa dalam menemukan ide-ide baru, seperti penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan lain-lain. Dalam kurun waktu 40 tahun berikutnya, hotel-hotel milik Statler menjadi contoh dalam pembangunan kontruksi hotel-hotel baik di Amerika Serikat maupun diseluruh dunia. Industri perhotelan pernah mengalami kejayaannya, selama dan sesudah perang dunia ke II, dimana banyak sekali orang orang yang melakukan perjalanan, entah itu serdadu atau orang-orang yang sedang cuti untuk berlibur, pindah tempat tinggal, kesibukan dalam membuka usaha baru atau yang mengungsi dan lain sebagainya. Mereka semuanya memerlukan jasa perhotelan. 

Pada masa bangkitnya industri perhotelan, secara alamiah hotel-hotel terbagi dalam jenis menurut pengguna jasanya dan lokasi dimana hotel itu berada. Terdapat dua kelompok besar jenis hotel, yaitu "city hotel" yang terletak di tengah kota besar yang digunakan oleh kebanyakan usahawan, kemudian "resort hotel" yang diperuntukkan bagi para wisatawan dan yang berlokasi di daerah tujuan wisata seperti pantai, pegunungan dan pulau, danau dan lain-lain. Baru diawal tahun 1950-an, khususnya di daratan Eropa dan Amerika, dengan adanya persaingan yang semakin ketat yang dibarengi dengan semakin mahalnya upah buruh dan ongkos-ongkos operasionalnya, para pengelola hotel mulai menyadari bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan manajemen mereka dan melipatgandakan upaya penjualan agar mereka dapat bersaing dalam industri hotel.

Perusahaan-perusahaan besar mulai mengadakan pendidikan khusus di bidang perhotelan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dan berusaha mencari bentuk atau cara usaha yang paling menguntungkan dalam pengelolaan hotelnya. Asosiasi atau organisasi profesi mulai dibentuk, dan mereka menciptakan standarisasi dan pola bekerja yang terbaik untuk industri hotel. 

Perkembangan hotel di Indonesia
Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa pereode, yaitu:
  • Masa penjajahan Belanda pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia dikenal pada abad ke-19 dan itu hanya terbatas di kota-kota besar yang berlokasi dekat pelabuhan saja (Batavia, semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar). Kemudian pada permulaan abad ke-20 dimulailah pendirian beberapa hotel di daerah dan kota yang jauh dari pelabuhan (Malang, Surakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, dan Bukit Tinggi). Adapun fungsi hotel yang utama hanya terbatas untuk melayani tamu-tamu atau penumpang kapal yang baru datang dari negeri Belanda serta dari negara-negara Eropa lainnya dan dapat dikatakan juga hanya terbatas pada kalangan orang-orang kulit putih saja, sedangkan kalangan bangsa Indonesia tidak ada sama sekali.
  • Masa pendudukan Jepang, berkobarnya Perang Dunia II, yang disusul dengan pendudukan tentara Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan kepariwisataan di Indonesia menjadi terlantar sama sekali. Banyak hotel-hotel yang diambil alih oleh pemerintah Jepang, diantaranya dijadikan rumah sakit dan asrama. Sedangkan yang agak bagus ditempati perwira-perwira tentara Jepang sebagai tempat tinggal (Heitany Ryokan).
  • Masa setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1946, sejumlah pimpinan hotel di Indonesia berkumpul untuk menetapkan organisasi perhotelan yang peratama kali bernama Badan Pusat Hotel Negara (BPHN) yang berpusat di hotel Merdeka Malang. Kemudian BPHN mendapat kepercayaan untuk mengatur tempat sidang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berhasil menyusun Kabinet RI, dalam sidang pertamanya mengeluarkan Maklumat No. 1/H/47 tertanggal 1 Juli 1947, yang memutuskan perhotelan masuk dalam Kementrian Perhubungan dan dalam pertemuannya dengan BPHN disepakati membentuk suatu badan atau lembaga HONET (Hotel Negara dan Tourism) yang diberi wewenang untuk melanjutkan tugas-tugas pengusahaan hotel-hotel di bekas wilayah belanda. Direktur badan ini adalah R. Tjipto Ruslan. Kemudian dengan adanya Perjanjian KMB tahun 1949, semua harta dan benda milik Belanda harus dikembalikan kepada pemiliknya, maka sejak itu HONET resmi dibubarkan. Pada tahun 1952 beberapa tokoh perhotelan bangsa Indonesia mendirikan suatu organisasi yang bernama SERGANTI (Serikat Gabungan Hotel dan Tourism Indonesia) yang diresmikan oleh Wakil Perdana Mentri Wongsonegoro, S.H. bertempat di hotel Des Indes. Di Indonesia perkembangan usaha perhotelan modern di awali dengan dibukanya Hotel Indonesia (HI) di Jakarta pada tahun 1962 yang merupakan hotel pertama dan satu-satunya bertaraf internasional di Indonesia. Dalam dasar warsa 1970-an baru muncul hotel-hotel bertaraf internasional lainnya yang dimiliki oleh perusahaan swasta nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH MEKANISME LOMBA STORY TELLING

Berikut adalah contoh mekanisme melaksanakan lomba story telling. Isinya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan kompetisi yang kalian adakan!!! Registrasi dan Syarat Pendaftaran: 1. Pendaftaran dimulai pada tanggal .... 2. Peserta lomba adalah siswa .... 3. Kontribusi setiap peserta lomba sebesar Rp..... 4. Setiap sekolah mengirimkan perwakilannya maksimal ..... dengan naskah yang berbeda. 5. Peserta wajib memberikan naskah story telling dalam bentuk print out sebanyak ..... rangkap naskah asli saat pendaftaran ulang. 6. Peserta wajib melakukan pendaftaran ulang terlebih dahulu dan wajib mengikuti upacara pembukaan. 7. Diperkenankan melakukan daftar ulang secepatnya sebelum pendaftaran ulang ditutup, pendaftaran ulang ditutup saat upacara pembukaan dimulai. Apabila daftar ulang telah ditutup dan masih ada peserta yang belum melakukan daftar ulang maka peserta tersebut tidak diperkenankan mengikuti lomba dan didiskualifikasi. 8. Pengocokan nomor peserta akan dibagikan s

Menulis E-mail Profesional dalam Bahasa Inggris

Menulis e-mail dalam Bahasa Inggris adalah latihan yang harus dilakukan dalam konteks aktivitas profesional saat ini. Salah tafsir, formulasi yang terlalu kaku, atau terlalu santai merupakan resiko ketika menerjemahkan e-mail dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Sehingga saat ini, penulis harus benar-benar menguasai tata cara berbahasa dan berkorespondensi dengan bahasa Inggris yang baik dan benar. Untuk menghindari salah korespondensi dalam bahasa Inggris, berikut ini adalah beberapa pengetahuan yang berguna untuk menyusun e-mail dalam bahasa Inggris yang profesional.  Untuk Siapa dan Untuk Apa? Saat ini banyak karyawan perusahaan yang bekerja dalam konteks internasional, untuk pertukaran komersial, untuk kemitraan, untuk pertanyaan tentang produk, dan lain-lain. Banyak pegawai mendapati diri mereka terpaksa untuk menghubungi profesional atau mitra yang berbasis di Inggris, Amerika atau di bagian dunia lainnya, sehingga harus berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Subjek

MENYUSUN CV/RESUME/PROFIL

Langkah pertama …. Mulailah dari hal-hal kecil seperti memilih alamat surel yang tampak baik dan profesional. Hindari alamat surel yang terkesan main-main seperti:  rajaganteng2000@gmail.com  syantieqabiezz2019@yahoo.com  goodlookingofme@gmail.com  missu4ever@ymail.com  xoxo-lopu@gmail.com  simaniez09102000@yahoo.com Pilihlah nama yang memberi kesan profesional: Misalnya menggunakan nama lengkap Anda: annawiksmadhara@yahoo.com Atau yang menunjukkan profesi Anda yusrita_translator@gmail.com dianahasan.interpreter@ymail.com MAHASISWA JAMAN NOW KIRIM LAMARAN KERJA CV/Resume/Profil Mengapa Sangat Penting? ■ CV/Resume/Profil Anda = Iklan Anda ■ Sasaran Anda = Pengguna Jasa (biro penerjemah dan pemakai akhir - end-user) dan Perusahaan Pemberi Kerja (employer) Oleh sebab itu, CV/Resume/Profil Anda harus:  Menarik  Informatif  Lengkap  Relevan Tips Menyusun CV/Resume/Profil 1. Gunakan nama Anda sebenarnya 2. Jujur dalam menyampaikan informasi 3. Susunlah CV lengkap dengan mencantumka